Kenapa? Karena aci juga mengalami hal ini disekolahnya. Ijime (bullying) adalah sifat agresif yang bertujuan menyakiti orang lain baik secara fisik, dengan kata-kata atau cara lainnya (wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Ijime#Definition ). kejadiannya kapan saya tidak tau secara tepat, tapi dalam 1 bulan ini saya liat aci menunjukkan ketidaknyamanan saat akan pergi ke sekolah. gejalanya seperti selalu gelisah dipagi hari saat persiapan ke sekolah, kaki dan tangannya berkeringat seperti gejala stres, kadang suka sakit perut secara tiba-tiba dan gampang marah. Awalnya kami mengira aci hanya sering tidak enak badan sehingga saya mintakan ijin untuk libur di hari itu. Dan, setelah itu acipun langsung menjadi sehat sehingga saya jadi ngomel-ngomel karena harus ijin dari kerja juga buat nemenin aci. Karena beberapa kali berulang, akhirnya kami curiga kalo ada sesuatu yang terjadi di sekolahnya, inipun karena ada kejadian yang sangat tidak biasa yaitu aci minta dianterin ke tempat kumpul kelompok berangkat sekolahnya (anak-anak disini yang tinggal berdekatan dijadikan 1 kelompok dan 1 org ditunjuk sebagai pemimpin biasanya yang kelasnya paling tinggi) padahal sejak hari pertama sekolah pun aci gak pernah dianterin. Akhirnya setelah ditanyain mamanya, aci cerita kalo dia memang di ijime oleh salah satu temannya dan temannya ini (sebut saja si B, perempuan) adalah teman satu kelasnya, teman satu kelompok berangkat sekolah dan sekarang sedang jadi teman satu meja!! (temen semeja bisa ganti-ganti karena ada sistem rotasinya) aahhh… lengkap sudah ujian buat aci.
Dari cerita mamanya, ada beberapa perbuatan yang memang sangat mengganggu aci misalnya kalo berangkat sekolah karena aci badannya lebih kecil maka ia didepan, sering bagian belakang sepatunya diinjak si B dan itu tidak terjadi sejak aci dianter mamanya, disekolah, si B ini suka memaksa aci bermain bersamanya karena ternyata beberapa temen lainnya tidak suka bermain dengan si B, suka berkata keras dan memerintah, beberapa kali menyontek saat ulangan (aci tidak suka dicontekin karena bisa dimarahin guru katanya), sering mencubit kalo marah dan beberapa hal yang mengganggu lainnya. Selain mengganggu di sekolah si B juga meneruskan sifatnya itu saat dipenitipan anak setelah pulang sekolah (toaraito) karena mereka juga bersama disitu sampai jam 4 sore hingga saya menjemput aci.
Beberapa hari yang lalu, setelah pulang sekolah, di rumah, saya mengajaknya berbicara, benar-benar serius, kami (saya atau mamanya) beberapa kali berbicara seserius ini dengan aci bila dia mendapat masalah atau hal penting lainnya, kami sudah mulai sejak aci berumur 5 tahun. Tapi, kali ini agak lebih sulit, aci berbicara dalam bahasa jepang (native) sedangkan saya dalam bahasa Indonesia, ada banyak hambatan kata disini, saling tidak mengerti. Saya memulainya dengan “ mama sudah cerita sama bapak, sekarang aci yang cerita apa yang terjadi di sekolah..” dan acipun bercerita dari awal tentang perlakuan temannya itu sampai akhirnya dia berkata (saya terjemahkan ke bahasa Indonesia seperti begini) “ pak… meskipun sering diganggu, sampai sekarang sekalipun aci gak pernah nangis di sekolah, malah si B itu kalo aci gak mau temenin main dia suka nangis trus aci jadi ditegur sama guru-guru (mungkin ditanyain kenapa temennya nangis)” dengan wajah sedih, saya kemudian memegang kepalanya dan mengatakan aci hebat dan sudah berusaha (gambatta yo..), saya yakin aci tidak akan menangis karena pernah punya pengalaman dan mampu melewati masalah hamper serupa dulunya (saya akan menceritakannya belakangan). Aci hanya sedih bila ia ditegur guru-gurunya padahal bukan salahnya. Aci adalah anak yang taat prosedur, tidak suka cari masalah, tidak cengeng dan kadang cara berfikirnya melebihi dari umurnya. Pembicaraan kami terputus sebentar karena telpon mamanya, ditelpon kami berbicara apakah perlu memberitau gurunya tapi tanpa bukti kuat karena si B kalo didepan orang dewasa/guru bersikap biasa saja, atau memberitau ibunya langsung tapi dengan bahasa jepang bisa-bisa jadi salah pengertian atau langsung kita bicara dengan anaknya saja tapi nanti si anak kalo ngadu yang bukan-bukan malah jadi masalah lebih besar, sambil berpikir cara apa yang tepat saya putus dulu telponnya. dan kemudian apa yang dikatakan aci membuat saya kaget “ pak.. jangan melakukannya (pembicaraan tadi), saya akan melakukannya sendiri” dan saya terdiam.
“ja, yuki dashite…” (baiklah, keluarkan keberanianmu) kata saya kemudian, “ bilang jangan suka ganggu aci, bilang juga kalo aci gak mau main dengannya kalo dia nangis biarkan saja dan bilang sama guru kalo aci gak suka main sama dia bila aci ditegur, dan kalo dia masih mengganggu bilang sama sensei (guru/wali kelas) dan kalo kalo dia tetap mengganggu aci, (saya tekankan) kalo dia mencubit…aci juga cubit dia, kalo dia memukul pukul balik, kalo dia menginjak kakimu injak kakinya dan bilang padanya aci tidak takut! begitu cara anak Indonesia melawan…sedikit kenka (berkelahi) boleh saja” , “benarkah boleh kenka sedikit?” Tanya aci serius “ boleh saja, tapi nanti bisa berbaikan lagi” kata saya “apakah aci berani melakukannya” Tanya saya “iya, saya akan melakukannya”, saya tau dia akan melakukannya, aci hanya meminta persetujuan kami kalo apa yang akan dia lakukan bukanlah sebuah kesalahan nantinya. Pembicaraan ini selesai. Dan beberapa hari ini kami akan melihat apa yang terjadi.
Dua hari yang lalu, sepulang sekolah, saya tanya tentang ijime itu, aci bercerita kalo dia sudah berani mengatakan tidak pada si B. “hari ini perasaan saya sangat lega, aci bilang, aci gak suka main sama si B, aci lebih suka main sama temen lainnya. Waktu dia memukul aci..aci balik pukul dia juga, trus dia minta maaf sama aci…leganya, aahh…mo kowakunnakatta (sudah gak takut)” sambil memeluk saya. “aci hebat…jadilah anak yang berani” kata saya. Saya menangis dalam hati, aci masih 7,5 tahun dan mulai berjuang melawan diri dan lingkungannya.
Pagi ini, kaki dan tangannya masih dingin dan berkeringat, berangkatpun masih diantar ke tempatnya berkumpul, tapi ada sedikit keberanian dimatanya, kami tau, aci juga tau…ini belum selesai…aci masih harus terus melawan…tegarlah nak… gambatte!!